Sabtu, 20 Maret 2010

Kamis, 18 Maret 2010

Penentuan Cost of Fund Bank


Persaingan di industri perbankan saat ini semakin ketat, sehingga memerlukan pengelolaan sumber daya dan dana yang dipercayakan secara bijak dalam rangka meningkatkan profitabilitas maupun pencapaian tujuan yang lainnya. Prinsip pengelolaan dana bank adalah bagaimana memperoleh sumber dana tertentu dengan biaya dana (cost of fund) yang seminimal mungkin, sedangkan disisi lain bagaimana bisa menyalurkan dana tertentu dengan memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin.

Sumber dana bank (source of fund) sebagian besar berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari giro, tabungan dan deposito. Sedangkan penyaluran dana bank sebagian besar teralokasi ke aktiva produktif yang terdiri dari: simpanan antar bank, surat berharga yang dimiliki, kredit yang diberikan dan penyertaan. Semakin rendah biaya dana suatu bank akan ada indikasi bahwa bank tersebut dikelola oleh manajemen yang handal. Sebaliknya semakin tinggi cost of fund akibat struktur pendanaan yang mahal menyebabkan interest spread (Perbedaan biaya bunga dengan pendapatan bunga) menjadi terbatas. Oleh karena itu bank dituntut untuk melakukan manajemen sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.

Beberapa konsep mengenai penetapan harga produk perbankan adalah sebagai berikut :

  1. Cost Plus Pricing

Memperhitungkan biaya dana, fixed cost dan variable cost

  1. Variable Costing

Penetapan harga dengan menggunakan konsep hanya menggunakan Cost of mixed fund sehingga tingkat harga produk relatif rendah.

  1. Skimming Pricing

Menetapkan harga setinggi-tingginya untuk mendapatkan untuk memperoleh laba maksimal

  1. Market Pricing

Harga ditentukan bergantung dengan mekanisme pasar, dengan dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran

  1. Relational Pricing

Konsep ini dipengaruhi oleh hubungan baik antara pihak bank dengan nasabah.

  1. Penetration Pricing

Menetapkan harga serendah-rendahnya dengan tujuan untuk penetrasi pasar atau mengenalkan produk baru.

  1. Non Cost Pricing

Konsep ini tidak memperhitungkan biaya2 yang sudah dikeluarkan.

Secara umum perhitungan Cost of Fund ada empat yaitu :















Alokasi penggunaan dana bank dilihat dari segi akuntansi terletak di sisi Aktiva atau Asset dengan struktur rekening-rekening neraca yang tertentu uang umumnya berdasarkan likuiditasnya. Total dana yang tersedia terdiri dari 2 jenis, yaitu Unloanable Fund dan Loanable Fund. Unloanable fund terdiri dari legal reserve requirement yang ditetapkan oleh otoritas moneter (BI) sebesar minimal …% dari total deposit, jumlah kas minimal yang harus tersedia untuk melayani penarikan dana oleh nasabah, Working Capital atau cadangan operasional lainnya.

Loanable Fund dapat diklasifikasikan menjadi Idle Fund dan Operable Fund. Idle Fund adalah dana yang masih menganggur atau belum digunakan pada alokasi yang produktif bagi Bank sedangkan Operable Fund adalah dana yang sudah dioperasikan oleh Bank terutama dalam bentuk kredit yang diberikan pada debitur. Bank selalu berusaha meminimalkan idle fund atau memperbesar operable fund untuk mengoptimalkan keuntungan. Klasifikasi penggunaan dana ini sangat diperlukan untuk menghitung biaya dana yang harus dikeluarkan Bank (Cost of Fund) yang terdiri dari beberapa cara perhitungan. Berdasarkan Cost Of Fund ini Bank bisa menetapkan harga produk Banknya dengan memperhitungakan interest spead yang diinginkan.

Penentuan Cost of Fund Bank

Persaingan di industri perbankan saat ini semakin ketat, sehingga memerlukan pengelolaan sumber daya dan dana yang dipercayakan secara bijak dalam rangka meningkatkan profitabilitas maupun pencapaian tujuan yang lainnya. Prinsip pengelolaan dana bank adalah bagaimana memperoleh sumber dana tertentu dengan biaya dana (cost of fund) yang seminimal mungkin, sedangkan disisi lain bagaimana bisa menyalurkan dana tertentu dengan memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin.

Sumber dana bank (source of fund) sebagian besar berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari giro, tabungan dan deposito. Sedangkan penyaluran dana bank sebagian besar teralokasi ke aktiva produktif yang terdiri dari: simpanan antar bank, surat berharga yang dimiliki, kredit yang diberikan dan penyertaan. Semakin rendah biaya dana suatu bank akan ada indikasi bahwa bank tersebut dikelola oleh manajemen yang handal. Sebaliknya semakin tinggi cost of fund akibat struktur pendanaan yang mahal menyebabkan interest spread (Perbedaan biaya bunga dengan pendapatan bunga) menjadi terbatas. Oleh karena itu bank dituntut untuk melakukan manajemen sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.

Beberapa konsep mengenai penetapan harga produk perbankan adalah sebagai berikut :

  1. Cost Plus Pricing

Memperhitungkan biaya dana, fixed cost dan variable cost

  1. Variable Costing

Penetapan harga dengan menggunakan konsep hanya menggunakan Cost of mixed fund sehingga tingkat harga produk relatif rendah.

  1. Skimming Pricing

Menetapkan harga setinggi-tingginya untuk mendapatkan untuk memperoleh laba maksimal

  1. Market Pricing

Harga ditentukan bergantung dengan mekanisme pasar, dengan dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran

  1. Relational Pricing

Konsep ini dipengaruhi oleh hubungan baik antara pihak bank dengan nasabah.

  1. Penetration Pricing

Menetapkan harga serendah-rendahnya dengan tujuan untuk penetrasi pasar atau mengenalkan produk baru.

  1. Non Cost Pricing

Konsep ini tidak memperhitungkan biaya2 yang sudah dikeluarkan.

Secara umum perhitungan Cost of Fund ada empat yaitu :

  1. Cost of Mixed Fund (COF)

DP + TIP

COF = x100%

OF + DD + TD + SD

  1. Cost of Money (COM)

Overhead Cost + DP + TIP

COM = x100%

OF + DD + TD + SD

  1. Cost of Loadnable Fund (COL)

DP + TIP

COL = x 100%

UF + OF + DD + TD + SD

  1. Cost of Operable Fund (COP)

DP + TIP

COP = x 100%

OF + DD + TD + SD – (IF+UF)

Keterangan

TIP= Total Interest Paid (Total Biaya Bunga)

DP = Deviden Paid (Deviden saham yang dibayarkan)

SD = Saving Deposits (Tabungan)

TD = Time Deposits (Deposito)

DD = Demand Deposits (Giro)

OF = Other Fund (termasuk modal)

UF = Unloanable Fund

IF = Idle Fund

Alokasi penggunaan dana bank dilihat dari segi akuntansi terletak di sisi Aktiva atau Asset dengan struktur rekening-rekening neraca yang tertentu uang umumnya berdasarkan likuiditasnya. Total dana yang tersedia terdiri dari 2 jenis, yaitu Unloanable Fund dan Loanable Fund. Unloanable fund terdiri dari legal reserve requirement yang ditetapkan oleh otoritas moneter (BI) sebesar minimal …% dari total deposit, jumlah kas minimal yang harus tersedia untuk melayani penarikan dana oleh nasabah, Working Capital atau cadangan operasional lainnya.

Loanable Fund dapat diklasifikasikan menjadi Idle Fund dan Operable Fund. Idle Fund adalah dana yang masih menganggur atau belum digunakan pada alokasi yang produktif bagi Bank sedangkan Operable Fund adalah dana yang sudah dioperasikan oleh Bank terutama dalam bentuk kredit yang diberikan pada debitur. Bank selalu berusaha meminimalkan idle fund atau memperbesar operable fund untuk mengoptimalkan keuntungan. Klasifikasi penggunaan dana ini sangat diperlukan untuk menghitung biaya dana yang harus dikeluarkan Bank (Cost of Fund) yang terdiri dari beberapa cara perhitungan. Berdasarkan Cost Of Fund ini Bank bisa menetapkan harga produk Banknya dengan memperhitungakan interest spead yang diinginkan.